Langsung ke konten utama

Neraca Pembayaran Indonesia ke Colombia

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA KE COLOMBIA

Penyelenggaran Investment Summit yang merupakan kolaborasi antara KADIN Indonesia dengan Kedutaan Besar Kolombia di Jakarta dan Pro Colombia ini adalah implementasi dari Memorandum of Understanding between the Colombian Confederation of Chamber of Commerce (CONFECAMARAS) and the Indonesian Chamber of Commerce and Industry, yang ditandatangani pada bulan April 2015. 
Juan Carloz Gonzalez, salah satu dari 10 pengusaha terkaya di dunia yang juga menjabat sebagai Wakil Presiden Pro Colombia, memimpin delegasi bisnis Kolombia yang antara lain terdiri dari Organizacion Sanitas International (sektor farmasi, rumah sakit, farmasi dan investment capital), Amtex (zat kimia turunan selulosa/carboxymethyl cellulose), Fundacion Cardiovascular (investor di sektor rumah sakit), Prodegan (bidang makanan hewan) dan Etec (jasa pengolahan air).
Investor Kolombia telah menyatakan minatnya untuk diversifikasi investasi di Indonesia, tidak saja sektor minyak, namun juga infrastruktur, energi, kesehatan dan sanitasi. 
Dalam sambutannya, Wamenlu Fachir menyampaikan bahwa kerja sama bisnis dengan Indonesia merupakan keputusan (komunitas bisnis) Kolombia yang benar-benar strategis dan tepat. 
“Kolombia, di sisi lain, merupakan mitra bisnis Indonesia yang semakin berkembang. Dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata di atas 4%, dan lokasinya strategis, Kolombia menjadi entry point bagi pengusaha Indonesia ke pasar Amerika Latin yang lebih luas, melalui Aliansi Pasifik,” kata Wamenlu Fachir. 
Pernyataan tersebut didukung dengan fakta bahwa Kolombia memiliki kerja sama perdagangan dengan 45 negara dan pasar 1,5 miliar konsumen yang potensial, yang mengukuhkannya sebagai untapped market bagi Indonesia. Investasi Kolombia di dunia meningkat dan Kolombia menjadi investor ke-4 terbesar di dunia (UNCTAD 2014). Secara lebih luas, Kolombia juga merupakan anggota Aliansi Pasifik, kelompok ekonomi ke-6 terbesar di dunia yang beranggotakan Kolombia, Chile, Peru dan Meksiko. Secara agregat Aliansi Pasifik memegang 37% GDP dari seluruh kawasan Amerika Lain, 50% ekspor kawasan serta pasar 200 juta konsumen. 
Setelah Investment Summit, dalam rangka diplomasi ekonomi dan meningkatkan kerja sama perdagangan RI-Kolombia, Kemlu bekerja sama dengan Kadin akan menyelenggarakan misi dagang kadin Indonesia ke Kolombia pada paruh kedua 2015. 
Perdagangan bilateral RI-Kolombia walaupun berfluktuasi dari tahun ke tahun tetap mencatat surplus bagi pihak RI. Tahun 2010 perdagangan bilateral keduanya tercatat US$ 149,6 juta, 2013 tercatat 147,8 juta dan 2014 tercatat 154,4 juta. Komoditi ekspor Indonesia yang berpotensi di pasar Kolombia antara lain adalah alas kaki, elektronik, benang tekstil, minyak kelapa sawit, karet, peralatan mesin kantor, kertas dan kertas karton




Sumber :
    Nama Anggota Kelompok :
Ayu Chantry Rizdha Marhamah        21216233
Rahmi Raudatul Jannah                     26216011
William Adriel J                                   27216652

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KASUS HUKUM EKONOMI DAN PEMBAHASAN

PT Sara Lee Indonesia, perusahaan besar yang bergerak di consumer product, diguncang masalah dengan karyawanya. Sekitar 200 buruh bagian pabrik roti yang tergabung dalam Gabungan Serikat Pekerja PT Sara Lee Indonesia, menggelar aksi mogok kerja di halaman pabrik, Jalan Raya Bogor Km 27 Jakarta Timur, Rabu (19/11/10). Aksi mogok kerja ini, ternyata tidak hanya di Jakarta namun serentak di seluruh distributor Sara Lee se-Indonesia. Bahkan, buruh yang ada di daerah mengirim ‘Autusan’ ke Jakarta untuk memperkuat tuntutannya. Utusan itu bukan orang, namun berupa spanduk dari Sara Lee yang dikirim dari beberapa daerah. Dalam aksinya di depan pabrik, para buruh yang mayoritas perempuan ini membentangkan spanduk berisikan tuntutan kesejahteraan kepada manajemen perusahaan yang berbasis di Chicago Sara Lee Corporation dan beroperasi di 58 negara, pasar merek produk di hampir 200 negara serta memiliki 137.000 karyawan di seluruh dunia. Spanduk juga terpasang di pagar pabrik Sara Lee, ju

Produk Domestik Bruto Korea Selatan

Produk Domestik Bruto "Korea Selatan" Berdasarkan PDB (Pendapatan Domestik Bruto), ekonomi Korea Selatan berada di peringkat ke 15. Dunia Adapun sistem ekonomi yang dianut Korea Selatan adalah sistem ekonomi pasar (liberal). Berstatus sebagai 'Macan Asia', Korea Selatan sukses mencapai peringkat kedelapan dunia dalam hal ekspor. Sedangkan untuk nilai impor, Korea Selatan berada di peringkat 11 dunia. Perkembangan ekonomi Korea Selatan terlihat pesat sejak akhir 1980-an. Kala itu PDB Korsel berkembang dari rata - rata 8% per tahun (US$2,7 miliar) di tahun 1962, menjadi US$230 miliar di tahun 1989. Angka ini 20 kali lipat lebih besar dari Korea Utara, dan setara dengan ekonomi-ekonomi menengah di Uni Eropa. Adapun kemajuan ekonomi Korea Selatan ini dikenal dengan istilah 'Keajaiban di Sungai Han'. Di kala krisis